Bisnis Ekspor Sidat Ke Jepang

Sidat yakni salah satu hewan air yang memiliki protein yang tinggi. Pada kunjungan duta besar jepang mengungkapkan bahwa potensi pasar akan surat masih sangat terbuka lebar. Di jepang untuk ukuran sekilo 3 hingga 4 ekor hargannya bisa menembus angka us $15 atau kisaran rupiah 200 ribu. Sedangkan untuk lokal harga ikan sidat konsumsi masih di sekitar 50-70 ribu. Wow margin yang sangat besar untuk penjualan di negeri sakura. Lalu bagaimana proses pengiriman ke jepangnya. Semoga artikel yang sedikit ini bisa bermanfaat.
Bisnis budidaya ikan sidat sedang berkembang pesat pada dikala ini, salah satunya di kawasan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Ikan sidat atau bahasa latinnya anguilla spp, yang mirip belut ini, sekarang menjadi primadona Dan budidaya favorit gres di dunia perikanan sebab harganya yang mahal dan menjadi komoditi ekspor. Bahkan komiditi ekspor hingga dikala ini belum terpenuhi semuanya.

Bisnis Ekspor Sidat Ke Jepang

 yakni salah satu hewan air yang memiliki protein yang tinggi Bisnis Ekspor Sidat Ke Jepang
Peluang inilah yang di tangkap oleh salah satu peternak ikan di Tulungagung, salah satunya yakni Donny Nobri Dwiyanto, peternak ikan sidat di Desa Rejoagung, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung.

Untuk membudidayakan ikan sidat ini, Doni mendatangkan benih ikan sidat atau glass eel , dari nelayan di Pantai Sidem, Tulungagung, seharga Rp. 2,5 juta hingga Rp. 7 juta per kilogram, yang berisi 7 ribu hingga 8 ribu ekor benih sidat. 

"Selama ini untuk mendapat benih sidat masih mengandalkan tangkapan dari alam, kami membelinya dari nelayan Pantai Sidem, sebab benih sidat masih belum sanggup dibudidayakan sendiri," kata Donny di Tulungagung,

Ikan sidat yakni salah satu jenis ikan yang bentuknya seolah-olah belut, tapi bedanya, ikan sidat hidup di air bukan di lumpur. Selain itu ikan sidat memiliki sirip di akrab kepalanya. Untuk proses penyesuaian kehidupan benih sidat atau glass eel, dari air bahari menjadi air tawar, Donny menyediakan bak khusus yang berisi air tawar yang lalu di beri garam tanpa yodium, semoga air menjadi payau. 

Selanjutya, benih sidat dimasukan ke bak air payau buatan itu. Setelah benih sidat menyesuaikan diri hidup di air payau, gres dipindahkan di bak air tawar. Teknik ini untuk mengadaptasikan dari air asin ke air tawar. Karena sidat bisa hidup di dua habitat yaitu air tawar Dan air asing.

"Proses penyesuaian ini umumnya memakan waktu 1 bulan, dan dalam proses penyesuaian ini, glass eel atau sidat di beri makan artemia dan cacing sutera, sehabis menyesuaikan diri dan terbiasa hidup di air tawar, sidat bisa dipindahkan di bak pembesaran," terang lelaki yang pernah bekerja menjadi TKI di Jepang ini, peluang Bisnis surat ini dia dapatkan sebab melihat tingkat konsumsi yang tinggi di negeri sakura tersebut.

Agar cepat besar, ikan sidat di beri makan adonan tepung ikan dan vitamin. Dengan sirkulasi air yang cantik dan pakan yang bergizi, ikan sidat sanggup di penen sehabis berumur 8 bulan hingga 1,5 tahun, tergantung besar kecil ukuran sidat yang diinginkan. 

Saat ini harga ikan sidat berkisar antara Rp 160.000 hingga Rp 245.000/ kilogram (kg), yang rata-rata terdiri dari 3-4 ekor ikan. 

"Untuk ekspor ke negara Jepang saja seruan sidat per ahad hingga 500 kilogram, dan kami belum bisa memenuhi seruan sebanyak itu, belum lagi seruan dari negara-negara lain," pungkasnya. 

Solusinya, Donny mengajak teman-temannya membentuk kelompok budidaya ikan sidat di Tulungagung, sehingga peluang ekspor sanggup dipenuhi. Sedangkan negara yang membuka luas peluang ekspor ikan sidat dari Indonesia, yakni Jepang, Amerika, Kanada dan Jerman .

Subscribe to receive free email updates: