Sidat kembang (Anguilla mauritania) |
Ikan Sidat tumbuh besar di perairan tawar, sehabis berilmu balig cukup akal kembali ke maritim untuk berpijah. Dalam siklus hidupnya, sehabis tumbuh dan berkembang dalam waktu yang panjang di perairan air tawar, ikan sidat berilmu balig cukup akal yang lebih dikenal dengan yellow eel berubah menjadi silver eel (matang gonad) yang akan bermigrasi ke maritim untuk memijah. Setelah memijah, induk akan mati. Karena tingginya harga ikan sidat di luar negeri sekarang ikan sidat mulai di budidayakan.
Indonesia paling sedikit mempunyai enam jenis ikan sidat yakni: Anguilla marmorata, Anguilla celebensis, Anguilla ancentralis, Anguilla borneensis, Anguilla bicolor bicolor dan Anguilla bicolor pacifica. Di Jepang, laboratorium penelitian sidat, berusaha untuk menemukan teknik pemijahan secara buatan ibarat halnya kita memijahkan ikan mas, lele dan udang.
Indonesia paling sedikit mempunyai enam jenis ikan sidat yakni: Anguilla marmorata, Anguilla celebensis, Anguilla ancentralis, Anguilla borneensis, Anguilla bicolor bicolor dan Anguilla bicolor pacifica. Di Jepang, laboratorium penelitian sidat, berusaha untuk menemukan teknik pemijahan secara buatan ibarat halnya kita memijahkan ikan mas, lele dan udang.
Ikan sidat yang ditangkap dari alam khususnya Anguilla bicolor termasuk ikan berlemak rendah dan sedang dengan kadar protein yang tinggi. Salah satu penelitian menghasilkan protein berkisar 17,5- 21,5%, air 71,5-75,9%, lemak 3,3-9,5% dan bubuk 1,0-1,6%.
Ikan ikan siidat, Anguilla spp merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai prospek lantaran sangat laris di pasar internasional seperti: Jepang, Hongkong, Belanda, Jerman, Italia dan beberapa negara lain; dengan demikian ikan sidat ini mempunyai potensi sebagai komoditas ekspor. Di Indonesia, sidat banyak ditemukan di daerah-daerah yang berbatasan dengan maritim dalam ibarat pantai selatan Pulau Jawa, pantai barat Sumatera, pantai timur Kalimantan, pantai Sulawesi, pantai kepulauan Maluku dan Irian Barat. Dengan banyak peminat maka peluang bisnis Budidaya ikan sidat patut untuk di kembangkan.
Berbeda halnya di negara lain ibarat (Jepang, dan negara negara Eropa), di Indonesia sumberdaya sidat belum begitu banyak dimanfaatkan, padahal ikan liar ini baik dalam ukuran benih maupun ukuran konsumsi jumlahnya cukup melimpah. Faktor kegemaran inilah yang menjadi budidaya ikan sidat belum di maksimalkan.
Tingkat pemanfaatan ikan sidat secara lokal (dalam negeri) masih sangat rendah, tanggapan belum banyak dikenalnya ikan ini, sehingga kebanyakan penduduk Indonesia belum familiar untuk mengkonsumsi sidat. Demikian pula pemanfaatan sidat untuk tujuan ekspor masih sangat terbatas.
Agar sumberdaya sidat yang keberadaannya cukup melimpah ini sanggup dimanfaatkan secara optimal, maka perlu dilakukan langkah-langkah strategis yang diawali dengan mengenali tempat disekitar kita yang mempunyai potensi sumberdaya sidat mulai dari benih dan ukuran konsumsi yang kemudian dilanjutkan dengan upaya pemanfaatannya baik untuk konsumsi lokal maupun untuk tujuan ekspor. Dan sebelum di lakukan ekspor maka ikan sidat bisa di tamping dalam kolam atau tambak tempat budidaya sidat.
Agar sumberdaya sidat yang keberadaannya cukup melimpah ini sanggup dimanfaatkan secara optimal, maka perlu dilakukan langkah-langkah strategis yang diawali dengan mengenali tempat disekitar kita yang mempunyai potensi sumberdaya sidat mulai dari benih dan ukuran konsumsi yang kemudian dilanjutkan dengan upaya pemanfaatannya baik untuk konsumsi lokal maupun untuk tujuan ekspor. Dan sebelum di lakukan ekspor maka ikan sidat bisa di tamping dalam kolam atau tambak tempat budidaya sidat.
Budidaya Ikan Sidat
Berkaitan dengan Program kementerian kelautan dan Perikanan dalam usaha terhadap sasaran peningkatan produksi perikanan sebesar 353% pada tahun 2014 dimana sebanyak 16,89 juta ton berasal dari perikanan budidaya, yang akan menimbulkan Indonesia sebagai negara produsen perikanan terbesar di dunia pada tahun 2015 menjadi gosip terdepan yang harus dipikirkan langkah-langkah strategis pencapaiannya.
Salah satunya dengan adanya aktivitas minapolitan yang bertujuan menggenjot produksi perikanan daerah, serta dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi untuk perikanan komoditas unggulan. Buktinya terlihat dari salah satu spesies ikan kegemaran warga Jepang, yaitu ikan sidat atau unagi, yang banyak hidup di perairan Indonesia. Selain digemari lantaran kandungan gizi yang tinggi, harga sidat sangatlah fantastis.
Salah satunya dengan adanya aktivitas minapolitan yang bertujuan menggenjot produksi perikanan daerah, serta dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi untuk perikanan komoditas unggulan. Buktinya terlihat dari salah satu spesies ikan kegemaran warga Jepang, yaitu ikan sidat atau unagi, yang banyak hidup di perairan Indonesia. Selain digemari lantaran kandungan gizi yang tinggi, harga sidat sangatlah fantastis.
A. KARAKTERISTIK SIDAT
Dalam ilmu taksonomi hewan, berdasarkan Nelson (1994) ikan sidat diklasifikasikan sebagai berikut:
Filumikan sidat : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Subkelas : Neopterygii
Division : Teleostei (Ikan bertulang belakang)
Ordo : Anguilliformes (Sidat)
Famili : Anguillidae
Genus : Anguilla
Species : Anguilla spp.
Tubuh ikan sidat bersisik kecil-kecil membujur, berkumpul dalam kumpulan-kumpulan kecil yang masing-masing kumpulan-kumpulan terletak miring pada sudut siku terhadap kumpulan-kumpulan di sampingnya. Bentuk tubuh yang memanjang ibarat ular memudahkan bagi sidat untuk berenang diantara celah-celah sempit dan lubang di dasar perairan ibarat ular. Warna tubuh abu-abu gelap di punggung, di kepingan dada/perut berwarna keputihan.
Panjang tubuh ikan sidat bervariasi tergantung jenisnya yaitu antara 50-125 cm. Ketiga siripnya yang mencakup sirip punggung, sirip dubur dan sirip ekor menyatu. Selain itu terdapat sisik sangat kecil yang terletak di bawah kulit pada sisi lateral. Perbedaan diantara jenis ikan sidat sanggup dilihat antara lain dari perbandingan antara panjang preanal (sebelum sirip dubur) dan predorsal (sebelum sirip punggung), struktur gigi pada rahang atas, bentuk kepala dan jumlah tulang belakang. Untuk budidaya ikan sidat sendiri sama Persia dengan budidaya ikan yang lainnya.
Ikan Sidat termasuk ikan karnivora (pemakan daging). Sama halnya dengan belut sawah (Monoterus albus/Fluta alba), lele (Clarias batracus), dan gabus (Ophiocephalus striatus). Di alam aslinya, sidat memangsa ikan, kodok, udang, dan juga sesama sidat (kanibalisme).
Kanibalisme akan terjadi apabila populasi sidat dalam satu koloni sangat besar, tetapi volume pakan kurang. Maka untuk menghidari sailing memakan di kolam budidaya ikan sidat untuk kepadatan tebar bisa kita atur. Apabila ikan sidat mulai berilmu balig cukup akal maka perlu adanya penyortiran dalam melaksanakan budidaya ikan sidat.
B. SIKLUS HIDUP IKAN SIDAT
Pada stadium larva, sidat hidup di laut. Bentuknya ibarat daun lebar, tembus cahaya, dan dikenal dengan sebutan leptocephalus. Larva ini hidup terapung-apung di tengah samudera. Leptocephalus hidup sebagai plankton terbawa arus samudera mendekati tempat pantai. Pada stadium elver, sidat banyak ditemukan di pantai atau muara sungai.
Panjang tubuh 5-7 cm, tembus cahaya. Burayak (anak ikan/impun) akan hidup di air payau hingga umur satu tahun. Ketika itulah sidat akan berenang melawan arus menuju hulu sungai. Setelah bertemu dengan perairan yang dalam dan luas, contohnya lubuk, bendungan, rawa atau danau, sidat akan menetap dan tumbuh menjadi ikan buas dan liar. Impun berilmu balig cukup akal inilah yang selanjutnya dikenal sebagai sidat. Ketika itulah ia akan kembali ke maritim lepas untuk kawin dan berkembang biak. Setelah berpijah, induk akan mati. Pola hidup sidat bertolak belakang dengan ikan salmon (Salmonidae). Salmon justru hidup di laut, tetapi kawin dan berkembang biak di air tawar di pedalaman. Perilaku catadromous, tidak hanya terjadi pada sidat, melainkan juga udang galah.
C. JENIS-JENIS IKAN SIDAT.
Sidat (eels) yaitu ikan dari famili Anguillidae. Ada sekitar 16 sd. 20 spesies sidat, yang kesemuanya merupakan genus Anguilla. Di antaranya yaitu Sidat Eropa (Anguilla anguilla); Sidat Jepang (Anguilla japonica), Sidat Amerika (Anguilla rostrata); Sidat sirip pendek (Anguilla australis), Sidat putih (Anguilla marmorata), Sidat loreng (Anguilla nebulosa), Sidat loreng India (Anguilla bengalensis bengalensis), Sidat loreng Afrika (Anguilla bengalensis labiata), Sidat sirip pendek.
Indonesia (Anguilla bicolor bicolor), sidat sirip pendek india (Anguilla bicolor pacifica), sidat sirip panjang Indonesia (Anguilla malgumora), sidat sirip panjang Sulawesi (Anguilla celebensis), sidat sirip panjang Selandia Baru (Anguilla dieffenbachii), sidat sirip panjang dataran tinggi (Anguilla interioris), sidat sirip panjang Polynesia (Anguilla megastoma), sidat sirip panjang Afrika (Anguilla mossambica), sidat sirip pendek pasifik atau sidat pasifik selatan (Anguilla obscura), sidat bintik sirip panjang atau sidat sirip panjang Australia (Anguilla reinhardtii).
Siklus hidup sidat
iIkan Sidat merupakan ikan catadromous. Yakni ikan yang hidupnya di perairan air tawar di pedalaman. Baik berupa sungai besar, danau, waduk atau rawa, tetapi berkembangbiak di laut. Indonesia paling sedikit mempunyai enam jenis ikan sidat yakni: Anguilla marmorata, Anguilla celebensis, Anguilla ancentralis, Anguilla borneensis, Anguilla bicolor bicolor dan Anguilla bicolor pacifica. Jenis-jenis ikan tersebut menyebar di daerah-daerah yang berbatasan dengan maritim dalam. Di perairan daratan (inland water) ikan sidat hidup di perairan estuaria (laguna) dan perairan tawar (sungai, rawa dan danau) dataran rendah hingga dataran tinggi.
]enis sidat yang sering ditangkap nelayan hanya dua yaitu sidat kembang (Anguilla mauritiana) dan sidat anjing (Anguilla bicolon). Kedua jenis ini berdiam dalam lubang pada cadas-cadas atau diantara sela-sela batu, dan yang disukai masyarakat yaitu sidat kembang. Sidat anjing kurang disukai, bahkan ditolak untuk menyantap dagingnya lantaran namanya yang diembel-embel "anjing".
Sidat Indonesia Anguilla bicolor bicolor, Anguilla marmorata, maupun Anguilla celebensis, populasinya sangat mengkhawatirkan. Sidat Sulawesi, Anguilla celebensis yang terdapat di danau Poso, Sulawesi Tengah, malahan sudah sangat kritis keadaannya. Sebab sidat ini hanya endemik di pulau Sulawesi. Beda dengan Anguilla bicolor bicolor dan Anguilla marmorata yang meskipun diberi nama Indonesia, sebaran habitatnya mulai dari Madagaskar hingga ke Pasifik. Meskipun populasi Anguilla bicolor bicolor, dan Anguilla marmorata masih tidak sekritis Anguilla celebensis, namun penelitian untuk budidaya secara intensif sudah sangat mendesak.Budidaya ikan sidat, bukan sekadar perjuangan peternakan, melainkan sebuah matarantai agroindustri yang satu sama lain saling terikat.
D. KANDUNGAN GIZI SIDAT
Komposisi kimia hasil perikanan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam diantaranya yaitu penyakit dan keturunan (jenis/gen). Sedangkan faktor luar dipengaruhi oleh kondisi lingkungan baik biotik maupun abiotik. Stadia fisiologis juga akan mempengaruhi komposisi. Pada stadia juvenile, remaja, matang gonad, dan pascamemijah komposisi kimia akan diadaptasi dengan kebutuhan fisiologis dari hasil perikanan. ]enis masakan yang tersedia juga mempengaruhi komposisi kimia ikan, sebagai referensi hasil penelitian yang memperlihatkan perlakuan pakan tambahan dengan karbohidrat pada ikan Anguilla anguilla memperoleh komposisi sebagai berikut: air 57,21%, protein 15,89%, lemak 25,61%, dan bubuk 2,12%.
Sebaliknya hasil penelitian terhadap ikan sidat (Anguilla bicolor) yang diberi pakan protein dengan kadar bervariasi yang berkisar antara 40,25-55,21 % menghasilkan protein 18,04-20,32%; air 67,79-70,73%; lemak 7,23-8,01 %; bubuk 2,69- 3,20% dan serat garang 0,73-0,77%. Semakin tinggi kadar protein pakan yang diberikan semakin tinggi pula kadar protein daging ikan yang terukur. Komposisi kimia beberapa jenis ikan sidat sanggup dilihat dibawah ini (Sidat Dewasa).
Ikan sidat yang ditangkap dari alam khususnya Anguilla bicolor termasuk ikan berlemak rendah dan sedang dengan kadar protein yang tinggi. Penelitian Saleh (1993) menghasilkan protein berkisar 17,5- 21,5%, air 71,5-75,9%, lemak 3,3-9,5% dan bubuk 1,0 - 1,6%.
Tabel dibawah ini Komposisi kimia beberapa jenis ikan sidat berilmu balig cukup akal dalam 100 gram materi segar (%)
Komponen | Anguilla japonica' | Anguilla bicolor' | Anguilla bicolor pacifica' |
Protein | 16,8 | 18,70-20,32 | 17,5-21,5 |
Lemak | 12,4 | 7,23-8,11 | 3,3-9,5 |
Air | 69,6 | 67,79-70,73 | 71,5-75,9 |
Abu | 1,2 | 2,69-3,20 | 1,0-1,6 |
Serat | - | 0,73-0,77 | - |
Sumber: FAO (1972), Rahman (1997), Saleh (1993)
Beberapa tahun belakangan ini ditemukan bahwa ikan sidat mengandung banyak sekali asam lemak tak jenuh yang tinggi yang tak ada pada binatang lainnya, sehingga sanggup merupakan masakan utama yang memenuhi nafsu makan manusia, tanpa perlu kuatir tubuh akan menjadi gemuk. Tabel atas dan dibawah memperlihatkan bahwa komposisi kimia ikan sidat baik dalam satu jenis maupun jenis yang berbeda kadarnya juga berbeda. Hal ini sanggup disebabkan oleh banyak sekali faktor. Salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya yaitu jenis masakan yang tersedia, sebagaimana terlihat pada Tabel dibawah ini dengan pertolongan protein yang semakin tinggi akan diikuti pula oleh kadar protein daging yang tinggi dan kadar air yang semakin rendah. Pakan dengan kadar protein 40,25% menghasilkan ikan dengan protein terendah dibanding pakan yang kadar protein 55,22%.
Tabel dibawah ini merupakan Komposisi asam amino ikan sidat (Anguilla bicolor) dengan perlakuan pakan (protein) yang berbeda (gram/100 gram protein)
Jenis asam amino | 40,25% | 45,28% | 50,31% | 55,22% |
Esensial | ||||
Isoleusin | 2,67 | 2,72 | 2,61 | 2,72 |
Leusin | 4,49 | 4,86 | 4,36 | 4,19 |
Lisin | 2,75 | 2,46 | 2,83 | 3,87 |
Metionin | 1,71 | 1,58 | 1,59 | 3,87 |
Fenilalanin | 2,39 | 2,44 | 2,35 | 2,26 |
Tirosin | 3,88 | 3,93 | 3,90 | 3,44 |
Treonin | 1,67 | 1,12 | 1,80 | 2,09 |
Valin | 2,87 | 2,84 | 2,85 | 2,88 |
Non esensial | ||||
Asam aspartat | 5,59 | 5,27 | 5,64 | 5,39 |
Asam glutamat | 10,11 | 10,35 | 11,32 | 10,79 |
Serin | 2,15 | 2,57 | 2,45 | 2,71 |
Histidin | 1,41 | 1,18 | 0,59 | 1,02 |
Glisin | 4,05 | 5,04 | 4,99 | 0,48 |
Arginin | 7,76 | 8,45 | 8,95 | 8,92 |
Alanin | 0,75 | 0,90 | 0,89 | 0,81 |
Kadar protein (%) | 18,04 | 18,70 | 19,54 | 20,32 |
Kadar air (%) | 70,73 | 69,38 | 68,38 | 67,79 |
Kadar lemak (%) | 7,23 | 7,81 | 7,66 | 8,11 |
Kadar bubuk (%) | 2,69 | 3,04 | 3,20 | 3,05 |
Serat garang (%) | 0,73 | 0,77 | 0,75 | 0,76 |
Selain kadar protein yang menentukan komposisi kimia ikan, kadar karbohidrat juga berpengaruh. Pemberian karbohidrat yang tinggi sanggup menghasilkan ikan dengan kadar lemak tinggi sesuai hasil penelitian yang telah dilakukan. Dari hasil ini sanggup diketahui bahwa ikan sidat yang rakus dan bersifat karnivor ternyata dengan pakan yang kaya karbohidrat juga bisa menghasilkan lemak tinggi, tetapi kadar proteinnya relatif rendah. Lemaknya sanggup mencapai 25,61 %, protein 15,89%, dan kadar air 57,21 %.
Berdasarkan jenis pakan yang diberikan sesungguhnya pengguna sanggup menentukan ikan yang diharapkan, apakah kaya protein atau kaya lemak serta teksur yang bagaimana. Komposisi kimia ikan ini tidak hanya ditentukan oleh pakan saja, tetapi juga ditentukan oleh fase fisiologis dari ikan tersebut. Namun untuk ikan sidat belum ada data akurat mengenai perbedaan komposisi yang disebabkan oleh fase fisiologis dari ikan.
Rasa ikan sidat harum dan enak, disebut sebagai “ginseng air”, fungsinya dalam memperpanjang umur dan melawan kelemahan dan penuaan tak ternilai. Sidat mempunyai kandungan nutrisi protein, karbohidrat, serta omega 3 yang tinggi. Sehingga menguatkan fungsi otak dan memperlambat terjadinya kepikunan. Dibanding ikan salmon, sidat mengandung DHA (Decosahexaenoic acid, zat wajib untuk pertumbuhan anak) sebanyak 1.337 mg/100 gram sementara ikan salmon hanya 748 mg/100 gram.
Kandungan EPA (Eicosapentaenoic acid) yang terdapat dalam ikan sidat sebesar 742 mg/100 gram sementara salmon hanya 492 mg/100 gram. Ikan sidat mempunyai kandungan asam lemak Omega 3 tinggi, yakni sekitar 10,9 gram per 100 gram. Omega 3 ini dipercaya bisa meningkatkan fungsi mental, memori, dan konsentrasi manusia. Zat yang banyak terdapat dalam lemak sidat ini juga terbukti bisa mengobati depresi, tanda-tanda penyakit kejiwaan atau schizophrenia. Mengkonsumsi ikan sidat sanggup mengatur imunitas tubuh manusia, sebagai anti oksidan, menghilangkan racun tubuh, serta memperlambat penuaan.
Kandungan EPA (Eicosapentaenoic acid) yang terdapat dalam ikan sidat sebesar 742 mg/100 gram sementara salmon hanya 492 mg/100 gram. Ikan sidat mempunyai kandungan asam lemak Omega 3 tinggi, yakni sekitar 10,9 gram per 100 gram. Omega 3 ini dipercaya bisa meningkatkan fungsi mental, memori, dan konsentrasi manusia. Zat yang banyak terdapat dalam lemak sidat ini juga terbukti bisa mengobati depresi, tanda-tanda penyakit kejiwaan atau schizophrenia. Mengkonsumsi ikan sidat sanggup mengatur imunitas tubuh manusia, sebagai anti oksidan, menghilangkan racun tubuh, serta memperlambat penuaan.
Ikan sidat yaitu homogen ikan yang mempunyai nilai gizi sangat tinggi, kaya akan protein serta vitamin D dan E, serta mempunyai mucoprotein yang kaya, disebut sebagai asam amino lemak ganggang dan asam ribonukleat. Ikan sidat juga terbukti mengandung vitamin A dengan kadar 100 kali lebih banyak dibandingkan ikan-ikan yang lain. Untuk 100 gram daging sidat mengandung 5000 IU vitamin E. Sudah menjadi belakang layar umum bahwa ikan sidat yaitu rajanya ikan untuk kandungan nutrisi yang ada didalam tubuhnya, ini berdasarkan penelitian kedokteran modern yang menemukan bahwa kandungan vitamin dan mikronutrien dalam ikan sidat sangat tinggi, di antaranya:
1). vitamin B1, 25 kali lipat susu sapi
2). vitamin B2, 5 kali lipat susu sapi
3). vitamin A, 45 kali lipat susu sapi,
4). kandungan zinc (emas otak) 9 kali lipat susu sapi.
Teknologi menemukan bahwa daya hidup ikan sidat yang asing bersumber dari tulang sum-sumnya yang besar dan kuat. Penelitian modern memperlihatkan bahwa tulang sum-sum ikan sidat mengadung beratus-ratus jenis zat bergizi, gizi dan nilai farmakologinya yang istimewa telah menerima perhatian yang luas dari para pakar.
Sudah banyak terbukti, mengkonsumsi ikan sidat secara teratur sanggup mendorong terbentuknya lemak fosfat dan perkembangan otak besar, bermanfaat untuk meningkatkan daya ingat. Juga memperbaiki sirkulasi kapiler, mempertahankan tekanan darah normal, mengobati pembuluh darah otak.
Banyak orang mencicipi manfaat mengkonsumsi ikan sidat untuk penyakit rabun jauh, rabun dekat, glukoma dan penyakit mata kering disebabkan lantaran mata terlalu lelah. Minyak ikan sidat dibentuk dari ekstrak sum-sum ikan sidat segar, mengandung tiga jenis nutrient penting yaitu: asam lemak omega 3 (DHA & EPA), Phospholipids dan antioksidan Vitamin E.
E. PROSPEK PERDAGANGAN
Usaha bisnis Sidat sebetulnya sangat cocok untuk dikembangkan mengingat peluang yang ada dikala ini cukup menggembirakan, Khususnya Masyarakat Jepang yang dikala ini merupakan konsumen ikan sidat terbesar dunia, dimana setiap tahunnya membutuhkan 150 ribu ton dari 250 ribu ton kebutuhan dunia. Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, populasi sidat terkenal dunia ibarat Anguilla Japonica, Anguilla anguilla dan Anguilla rostrata mulai menurun drastis lantaran konsumsi berlebihan, ditambah siklus hidup yang rumit mengakibatkan stok benih budidaya ikan ini masih mengandalkan hasil tangkapan alam.
Menurunnya produksi sidat menciptakan dunia mulai melirik ke spesies sidat tropik di Indonesia yang ternyata merupakan pusat sidat dan mempunyai 12 spesies dari 18 spesies yang ada di dunia. Indonesia yang mempunyai sidat dengan jenis yang cukup bermacam-macam belum dimanfaatkan secara optimal.
Kebanyakan sidat yang dipasarkan merupakan hasil tangkapan dari alam. Sampai dikala ini jumlah pembudidaya sidat masih sangat terbatas, padahal potensi benih sidat (glass eel) di Indonesia cukup tinggi. Hal ini memperlihatkan bahwa antara jumlah produksi benih yang dihasilkan dari alam belum sepadan dengan pemanfaatannya untuk pembesaran.
Dengan demikian perlu dicermati mengingat kenyataan di lapangan permintaan ekspor terhadap benih sidat (glass eel) semakin meningkat, contohnya dengan dalih untuk penelitian.
Kebanyakan sidat yang dipasarkan merupakan hasil tangkapan dari alam. Sampai dikala ini jumlah pembudidaya sidat masih sangat terbatas, padahal potensi benih sidat (glass eel) di Indonesia cukup tinggi. Hal ini memperlihatkan bahwa antara jumlah produksi benih yang dihasilkan dari alam belum sepadan dengan pemanfaatannya untuk pembesaran.
Dengan demikian perlu dicermati mengingat kenyataan di lapangan permintaan ekspor terhadap benih sidat (glass eel) semakin meningkat, contohnya dengan dalih untuk penelitian.
Demikian dulu hingga disini, agar menambah wawasan dan pengetahuan
Sumber referensi:
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Badan Pengembangan sumberdaya insan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP
Pusat Penyuluhan Perikanan